CERITA YANG BELUM SELESAI

Mataku sudah tak dapat lagi melihat  wujudmu, telingaku ini lama tak menangkap suara tentang kabarmu, aroma tubuhmu pun tak lagi melekat dipenciumanku, tanganku juga sudah biasa terayun sendiri tanpamu yang menuntun,  sampai lidahku pun kaku untuk menyebut namamu.  Inilah aku dengan semua panca indraku yang mati karenamu.

Kukira perpisahan kita hanya terjadi dalam beberapa hari, minggu, atau mungkin bulan . Ternyata hitunganku benar-benar meleset jauh . Melewati setiap pergantian tahun dengan berharap itu tahun terakhir menantimu sungguh menjenuhkan. Apa aku sedang mempertahankan atau aku malah membiarkan diriku menjadi orang tolol ? Entahla ! Waktu lima tahun itu tak bisa membuatku lupa sampai episode berapa cerita kita .

Awalnya kita sudah sepakat untuk membuat satu per satu cerita, hingga terkumpul ratusan cerita yang berbeda.Layaknya dua pemeran utama, harusnya kisah kita berakhir bahagia kan ? Tapi kamu menghentikannya sebelum semua itu terjadi. Kamu mendadak hancurkan kisah kita, lalu membiarkan aku sendiri yang berjuang, sampai akhirnya aku lelah sendiri .

Kamu putuskan cerita kita dengan sengaja, dengan teganya. Mengingat apa yang sudah kamu lakukan kufikir melupakanmu tak akan sulit, tapi mirisnya namamu terlanjur terpaku kuat dalam diriku .

Kini perpisahan kita yang semakin lama juga semakin menciptakan banyak tanya.Apa kamu masih menyimpan dokumentasi cerita kita ? Atau justru sudah punya naskah baru yang dimainkan oleh pemeran utama pilihanmu ? Apa iya kita masih berdiri di kota yang sama ? Atau kamu berada di kota lain, atau bahkan kita berada di benua yang berbeda ? Aku tak tau, sama sekali tak tau ! Aku pun tak tau kamu masih di dunia nyata atau ditempat yang fana .

Semua tanya dan semua yang kuduga kusimpan sendiri. Seperti juga rindu ini, kukunci rapat bersama lembara-lembaran cerita kita. Dimanapun kamu, aku memelukmu dari sini, dari tempatku berdiri .

Aku bertanya apapun tentangmu

Aku sendiri yang sibuk menjawabnya

Benar atau salah

Kamu yang bisa menjelaskannya

By Raenwulan

Posted in: CORETAN