Mulailah untuk mengizinkanku menjadi
kemarau yang akan mengusir hujanmu.
Jika kumampu menunggangi waktu, kan kubawa tubuhku
lebih awal padamu.Seandainya aku pemimpin waktu, pasti telah kuperintahkan
menahan dia tidak berjumpa denganmu.
Bisikmu tentangnya memekakkan
telingaku. Meskipun begitu, tetap kurangkul gelisahmu yang berasal darinya.
Kuyakini cintalah yang membuatku punya hasrat untuk bertahan, walaupun dirimu
tak bersedia menjadi pegangan.
Aku gemetar setiap menunggumu
berbincang dengannya. Setelah selesai kamu datang kearahku dengan sebelumnya
dia mendaratkan sebuah kecupan didahimu. Aku mencintaimu, cinta yang mampu
membuat getar amarah itu teredam seketika. Getar amarah yang menahan air mata
ini yang ingin sekali jatuh.
Aku selalu menyelipkan gulungan
kertas putih disakuku, kutuliskan setiap mimpi yang kamu ceritakan.
Hanya saja bagimu aku adalah wadah penampung mimpi-mimpi itu, dengan tidak memberikan
sedikit saja kesempatan untukku mewujudkannya. Taukah kamu deretan tulisan itu
masih tersusun dengan apiknya karenna tak ada satupun yang bisa kucoret.
Lihat lah nyatanya, sadarlah kumohon! Kamu itu dingin bersamanya. Tak ada kehangatan yang ia berikan. Selalu perlu
usaha yang keras untukmu lolos darinya, tetapi dengan cepatnya kamu merasa
kepanasan dan enteng sekali kembali ke dunia hujanmu. Oh semudah itukah kamu
kembali padanya.
Jelas sekali terlihat, aku ini hanya
rumah bagimu dimana saat kamu tak mampu menahan derasnya angin dan air yang
menyakiti tubuh kamu bisa kapan saja membuka pintu dan masuk kedalamnya. Keluar
masuk sesukamu. Apakah iya bagimu semudah itu keluar masuk lalu keluar dan
masuk kembali?
Cintaku, dengarlah pinta ini. Izinkan
aku menjadi kemaraumu. Rasakan aku yang memberikan cahaya dan menerpamu dengan
angin hangat. Aku percaya dan kuharap kamu juga, mau selama apapun kamu
bertahan dengannya akhirnya kamu akan bersamaku. Dan pada saat itu terjadi kepalamu
bersender didadaku dan kamu biarkan tangan ini membelai rambut panjangmu. Kamu
tersenyum lalu sadar bahwa satu-satunya orang yang berhak mengecupmu adalah
aku, ya aku .
By Raenwulan