Thursday 20 February 2014

KEMARAU HANGAT

           Mulailah untuk mengizinkanku menjadi kemarau yang akan mengusir hujanmu.

Jika kumampu menunggangi waktu, kan kubawa tubuhku lebih awal padamu.Seandainya aku pemimpin waktu, pasti telah kuperintahkan menahan dia tidak berjumpa denganmu.

            Bisikmu tentangnya memekakkan telingaku. Meskipun begitu, tetap kurangkul gelisahmu yang berasal darinya. Kuyakini cintalah yang membuatku punya hasrat untuk bertahan, walaupun dirimu tak bersedia menjadi pegangan.

            Aku gemetar setiap menunggumu berbincang dengannya. Setelah selesai kamu datang kearahku dengan sebelumnya dia mendaratkan sebuah kecupan didahimu. Aku mencintaimu, cinta yang mampu membuat getar amarah itu teredam seketika. Getar amarah yang menahan air mata ini yang ingin sekali jatuh.

            Aku selalu menyelipkan gulungan kertas putih disakuku, kutuliskan setiap mimpi yang kamu ceritakan. Hanya saja bagimu aku adalah wadah penampung mimpi-mimpi itu, dengan tidak memberikan sedikit saja kesempatan untukku mewujudkannya. Taukah kamu deretan tulisan itu masih tersusun dengan apiknya karenna tak ada satupun yang bisa kucoret.

            Lihat lah nyatanya, sadarlah kumohon! Kamu itu dingin bersamanya. Tak ada kehangatan yang ia berikan. Selalu perlu usaha yang keras untukmu lolos darinya, tetapi dengan cepatnya kamu merasa kepanasan dan enteng sekali kembali ke dunia hujanmu. Oh semudah itukah kamu kembali padanya.

            Jelas sekali terlihat, aku ini hanya rumah bagimu dimana saat kamu tak mampu menahan derasnya angin dan air yang menyakiti tubuh kamu bisa kapan saja membuka pintu dan masuk kedalamnya. Keluar masuk sesukamu. Apakah iya bagimu semudah itu keluar masuk lalu keluar dan masuk kembali?

            Cintaku, dengarlah pinta ini. Izinkan aku menjadi kemaraumu. Rasakan aku yang memberikan cahaya dan menerpamu dengan angin hangat. Aku percaya dan kuharap kamu juga, mau selama apapun kamu bertahan dengannya akhirnya kamu akan bersamaku. Dan pada saat itu terjadi kepalamu bersender didadaku dan kamu biarkan tangan ini membelai rambut panjangmu. Kamu tersenyum lalu sadar bahwa satu-satunya orang yang berhak mengecupmu adalah aku, ya aku .
           
By Raenwulan

            

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More