Jangan
katakan kalimat itu lagi, aku bosan mendengar kamu berulang-ulang bilang padaku
“ Lupakan aku, karena kamu pantas dapatkan yang lebih baik dibandingkan ku “ .
Lalu
inikah caramu menjelaskan padaku bahwa pria itu yang lebih pantas mendapatkan
kamu ketimbang diriku.
Nalarku
masih tak berjalan, kenapa kini kamu tetap memilih bersamanya, pria yang dua
tahun lalu kamu kenalkan padaku .
Oh
Tuhan, apakah dia waktu itu tak merasakan bahwa aku tersakiti .
Saat
perkenalan yang tak pernah kuanggap ada itu aku katakana pada priamu “ Jaga dia
baik-baik, dia wanita yang baik, jangan sakiti dia karena dia adalah sahabatku
“
Dan
semua pintaku pada priamu itu tak pernah benar-benar tulus kukatakan .
Setahun
telah kamu lewati bersama priamu, sedang aku masih asik dengan kesibukanku
menuliskan bait-bait puisi untukmu , mebacakan dengan sungguh-sungguh ke
telingamu agar kamu bisa mendengar dan menyimaknya , menyimak puisi yang
ternyata setiap kata demi kata yang kurangkai itu kamu anggap hanyalah karyaku
yang ingin kutunjukkan padamu .
Dan
puisiku kali ini menjadi puisi terakhir yang kamu terima.Hanya beberapa baris
tapi kurasa sudah jelas .
Kamu harus tau doaku kepada Tuhan
Doaku ini selalu sama kupanjatkan
Aku berharap agar kamu merasakan hadirku
Melihatku dengan hatimu
Peka bahwa aku mencintaimu
Kenapa
kamu tak mau lagi mendengar puisi yang kubuat ?
Inikah
caramu membunuh cintaku ?
Mematikan
setiap doa dan harapanku ?
Aku
tak pernah peduli dan tak pernah ingin tau jawabannya karena aku takut mendengar
kata iya .
Yang
aku tau aku mecintaimu meski kini dua tahun telah berlalu .
Dan
kamu masih bersama priamu . Kamu masih meyakini aku bahwa aku bisa memiliki
wanita yang lebih baik dibandingkan kamu , meyakini bahwa persahabatan kita
hanyalah sebatas persahabatan .
Hingga
akhirnya aku benar-benar sampai pada kenyataan bahwa aku tak bisa memilikimu .
Ikatan
suci bersama priamu membuat semua anganku pupus .
Di
setiap rangkaina kata yang kubuat
Di
dalam persahabat kita yang masih terikat
Bahagialah
bersamanya
By Raenwulan