Friday, 17 May 2013

SEGITIGA


Haruskah kita berdiri diposisi sesulit ini? Situasi dimana kita disini adalah aku kamu dan dia. Kita yang mengaku dewasa tapi malah begitu mudah terpancing ego yang dipimpin oleh perasaan masing-masing.

Layaknya sepasang merpati, saat si jantan dan sang betina sudah diikat bersama, maka merekapun akan bersama selamanya. Mau dipisahkan sejauh apapun pasti mereka mampu menemukan pasangannya kembali.

Kukira ikatan aku dan kamu layaknya ikatan burung menawan itu, tak akan terpecah oleh hadirnya merpati baru. Kukira satu hati milikmu hanya akan diberikan untukku, bukan malah terbagi untuk hati yang lain. Dan jika sudah seperti ini, bolehkah aku menyalahkan waktu ? Waktu yang seenaknya mendatangkan dia disaat aku telah memelukmu. Entahlah, meskipun aku terus mengeluarkan suara untuk mencaci sang waktu, kembali kepada waktu lah aku berharap agar dia secepatnya menghilang dari hidupmu.

Tiga tahun apa tak cukup untuk meyakinkanmu? Agar langkahmu tak ringan mengejarnya setelah puluhan bulan yang kita lewati bersama. Aku berjuang ditengah kamu memperjuangkannya. Lalu saat aku hendak menyerah kamu menarikku kembali untuk berusaha lagi. Aku membayangkan masa depan bersama, sedangkan kamu tetap diam ditempat menggenggamku tapi juga menggenggamnya. Dengan inikah kamu memberitahu bahwa perasaanmu telah benar-benar terbagi? Kamu menahanku tapi juga menahannya dan merindukanku tapi juga merindukannya .

Kamu memang menganggap semuanya nyata dan mudah untuk dijalani, tapi bagiku bersamamu sekarang aku menjalani omong kosong besar, tak nyata sama sekali! Aku dan kamu layaknya kaki yang melangkah, tak akan pernah sejalan. Buatku kita sekarang sesosok manusia yang sudah sulit untuk saling mengenal. Kini kamu hanyalah metafora, aku tak punya kemauan lagi untuk menjangkaumu. Harum tubuhmupun kini perlahan menghilang dan kuharap akan benar-benar lenyap . Lalu waktu yang kita punya dulu biarkan menumpuk dilembaran-lembaran ingatanmu tanpa perlu dia tau.

Pada akhirnya waktu yang akan selalu jadi pemenang
Waktulah yang punya wewenang
Waktu datang membawaku padamu
Waktu pula yang membawamu padanya
Dan saat semua itu terjadi
Waktulah yang membawaku pergi
Pergi untuk sebuah alasan
Agar kamu bahagia bersama dia

By Raenwulan

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More