Memunculkan rasa sakit itu sederhana, hanya perlu
melihatmu bersamanya. Menyaksikan begitu lamanya bahkan terlalu lama kalian
memutuskan untuk bersama.
Awalnya
kufikir semuanya akan berubah menjadi lebih baik saat dia memutuskan untuk
berhenti meneruskan kebersamaan itu, ternyata aku salah. Justru yang ada aku
semakin terpuruk dalam sedihmu. Dalam setiap cerita yang kamu sampaikan kamu
tak lupa mengisakkan tangismu, menyebutkan namanya dalam setiap topik pembicaraan
yang berganti, karna kamu memang hanya punya bahan cerita tentang dia.
Aku
tak suka melihatmu yang seperti itu, aku benci padamu yang merelakan membuang
air mata demi dia, tapi sungguh aku tak berdaya untuk melakukan itu semua. Apa
karna aku tak tega ? Apa iya itu hanya sekedar rasa iba ? Apa penyebabnya itu
masih patut kupertanyakan ? Atau mungkin rasa kasihan itu hanya sebuah alibi
dibalik kata mencintai.
Inilah
ketidak berdayaanku, aku masih terus mencari alasan untuk menghilangkanmu dan
bahkan aku ingin bisa membencimu, membenci kamu yang sampai sekarang masih
tetap terlihat sempurna dimataku .
Dalam
kesaksian mata dan telingaku, aku tau dia masih tersimpan dalam kotak kecil
yang kamu simpan didalam dirimu yang begitu rapat kamu tutupi. Sebuah
kemustahilan aku bisa menghapusnya dari memori ingatanmu, hingga membuat aku
ragu akan berhasil untuk menyelip sedikit saja dalam fikiranmu .
Sekelebat
bayangannya dimatamu masih begitu terpancar, mampukah aku membuyarkannya secara
perlahan? Dengan membiarkan kita melewati pergantian hari bersama dan berharap
kita semakin mendekat sampai kamu bisa menemukanku yang selama ini tersembunyi,
menemukan ada aku yag mencintaimu .
Jangan
biarkan kapalmu lama menepi
Berikan
aku izin untuk menarik jangkarnya
Dan
kita akan berlayar bersama
By Raenwulan
By Raenwulan
0 komentar:
Post a Comment